Mycobacteriosis/Fish TB
Mycobacteriosis/Fish TB
A.
Penyebab : Mycobacterium marinum
(air laut) dan
M. fortuitum (air tawar)
B.
Karakteristik patogen :
- Merupakan jenis bakteri gram positif, berbentuk batang pendek dan non-motil;
- Infeksi bakteri Mycobacterium
terjadi umumnya pada ikan yang hidup di lingkungan dengan air yang
tenang/diam (stagnant) jenis ikan seperti gurame
dan cupang yang hidup pada kondisi air tenang tersebut sering terinfeksi penyakit
Mycobacteriosis;
- Untuk kolam tadah hujan dan kolam pekarangan dengan sumber
air yang minim akan lebih rentan terhadap infeksi jenis penyakit ini;
- Ikan budidaya yang terinfeksi oleh Mycobacterium menunjukkan tanda-tanda yang variatif, namun sering pula tidak
menunjukkan gejala klinis sama sekali;
- Serangan penyakit mycobacteriosis bersifat kronik-sub akut, baik pada
ikan air tawar, payau maupun ikan air laut;
- Suhu Air yang optimum yaitu pada suhu 25–35°C, tetapi masih dapat tumbuh
baik pada suhu 18-20°C.
C. Gejala Klinis :
- Hilangnya nafsu makan ikan, ikan yang dibudidayakan akan menjadi lemah, kurus, mata
melotot (exopthalmia) serta pembengkakan tubuh;
- Bila penyakit menginfeksi pada kulit,
timbul bercak- bercak merah dan
berkembang menjadi luka, sirip
dan ekor ikan menjadi geripis;
- Pada fase infeksi lanjut, secara internal telah terjadi
pembengkakan empedu, ginjal dan hati; serta sering ditemukan adanya tubercle/nodule
yang berwarna putihkecoklatan;
- Gejala penyakit mycobacteriosis
tidak selalu tampak, dan bervariasi antar individu ikan yang terserang;
- Pertumbuhan dan perkembangan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi pucat dan tidak indah terutama untuk ikan
hias;
-
Lordosis, skoliosis, ulser dan rusaknya sirip (patah-patah)
dapat terjadi pada beberapa ekor ikan yang terserang.
D.
Diagnosa :
- Isolasi dengan menggunakan media selektif, dan diidentifikasi melalui
uji bio- kimia;
- Deteksi gen bakteri
melalui teknik polymerase chain reaction (PCR);
E. Pengendalian :
- Penggunaan
vaksin anti Mycobacterium fortuitum;
Desinfeksi pada sarana budidaya
sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan;
- Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan
vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan;
- Ikan yang
terinfeksi penyakit segera diambil dan dimusnahkan;
- harus dihindari penggunaan air dari kolam yang sedang terinfeksi bakteri
tersebut;
- Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi
kadar bahan organic yang terlarut dan/atau meningkatkan frekuensi Penggantian
air baru;
- Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu (ikan,lingkungan dan
patogen);
- Pengobatan herbal dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman:
1. Kipahit (Picrasma javanica)
Dengan cara: Kipahit dicacah hingga halus 1 g daun kipahit
dan dicampur dengan 1.000 L air untuk perendaman ikan yang sakit selama 3 jam;
2. Kirinyuh (Chromolaena ordorata)
Komentar